Berkuliah di Bandung, bukan di kota kelahiran sendiri, jauh dari orang tua, membuat saya belajar banyak hal.
Bangun pagi, entah angin dari mana seperti menghembuskan hawa suntuk, malas kuliah, tapi harus tetap kuliah. Bingung, cari mood booster apa. terkadang hal yang absurd pun bisa jadi pegangan untuk mengawali hari. Biasanya, kalau di rumah, lihat wajah mama-papa, semua bisa berjalan normal.
Ada masalah, terutama dengan dasar yang kurang jelas dan belum penting harusnya, contoh: asmara. Bikin uring-uringan, harus bisa selesaikan sendiri. Bahkan kalu terbawa arus, rasanya lebay sekali. Up-downnya sebuah hari sangat nampak. Kalau di rumah, ngajak mama-papa ngoceh, semua selesai, lupa.
Bertubi-tubi keinginan mulia yang mereka bilang cita-cita datang dan meminta untuk dikejar tapi dengan beberapa tuntutan akademis yang agak tersendat. Pikiran melanglang buana ke mana-mana, memikirkan, "Bisakah saya?" Menapakkan langkah pertama yang harus dilakukan dengan keputusan sendiri. Terkadang resah? Jelas. Coba kalau di rumah, tanya mama-papa pasti ada aja jawabannya dan pencerahan dari setiap kata-kata beliau.
That's little part of my blissful life. Thanks God, I love you mom, dad, mbak ir, mas mik, mas dan, nda-kakak, and of course all friends.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar