le voyage

le voyage
Seize every single precious moments in my little gallery, "Le Voyage"

Senin, 28 November 2016

Cerita 2016: Minions

"Yuhuuu!"
Untuk postingan kali ini, aku ingin berscerita tiga orang sahabatku.
Kami sering berkomunikasi melalui grup bernama seperti yang telah aku tuliskan paling besar di atas.
Arin, Dota, dan Mbak Rima.
Selama di Bandung, mereka lingkaranku, mereka orang - orang pertama aku panggil ketika aku butuh bantuan. Dan selama empat tahun di Bandung, mereka juga yang selalu mengucapkan ulang tahun tepat kepadaku setiap tanggal 18. Aku sangat bersyukur atas kehadiran mereka
.
.
.
Untuk Arin, 
sejak SMA lho rin. Hahaha tidakkah kamu bosan? Reuni SMA ketemu aku, kuliah pun kita sering bersama meski berbeda jurusan. Bahkan kamu sering dikira anak biologi karena cukup mengenal teman - temanku seangkatan. Zaman SMA, kita tergabung dalam kelompok pejuang ITB, entah apa yang aku masukkan ke dalam kepalamu sampai akhirnya kamu terpacu juga untuk ke kampus gajah. Jujur aku bahagia rin, karena aku ke Bandung tidak sendiri. Setidaknya ada kamu, dharma, ajay. Eh, aven datang menyusul. I miss every moments we've passed, guys. Zaman tingkat satu dan dua ketika kita belum sibuk dengan jurusan masing - masing. Bahkan dulu serng ngebolang ke depok tanpa arah yang jelas. Kita hanya tahu bahwa kita ingin bertemu teman kami yang lain. Dasar bocah, sekolah jauh - jauh ke Bandung malah hobinya main. 
Sudah berapa rin, jumlah anak laki - laki yang pernah aku cerita ke kamu? Pasti sudah banyak ya, sampai kamu bosan dan sudah hafal gelagatku kalau aku mulai mengagumi seseorang. Bukan hanya itu, kamu juga tahu kan rekam ipk selama aku kuliah, kebencianku akan kalkulus dan fisika. Dulu waktu masih TPB, kita sering belajar kebut semalam, ah itu masa - masa tidak enak. Yang seru sajalah. Terimakasih ya rin, kamu sudah mau aku ajak untuk sedikit gila dan jalan ke sana - kemari dengan modal nekat. Semoga pelajaran selama beberapa tahun belakangan berfaedah :))
Waktu kamu wisuda kemarin, aku nangis. Ya, aku bahkan bingung kenapa aku tiba - tiba meneteskan air mata. Maaf kalau hari itu aku justru terlihat tidak tulus atas kelulusanmu. Sungguh bukan itu makna dari air mata yaya tanggal 18 Oktober 2015. Aku sedih karena setelah wisuda itu, disadari atau tidak kamu mulai melangkah ke arah yang berbeda dan aku merasa kehilangan, kita mungkin tidak bisa lagi bermain seenak jidat seperti dulu. Allah bless you, rin :')
.
.
Untuk Dota
aku mengenalnya sejak kuliah. Banyak orang yang bilang kami mirip karena kami pendek, cerewet, periang, moody, dan sama - sama dari Biologi. Kalau orang bilang, kami ini mirip minions. Hahahaha begitulah manusia, punya sudut pandang unik masing - masing. 
Mereka bilang mirip ya, padahal sifat kami sangat kontradiktif. Seriously. Aku suka rapi, dota suka berantakan, aku suka terencana, dota suka spontan. aku suka novel fiksi nan tebal, dota suka bacaan ringan seperti komik atau buku resep makanan. aku suka tidak suka masak, dota sangat hobi masak. dll. Banyak kan yang berlawanan? Tapi mungkin dari situ kami belajar untuk saling melengkapi sifat masing - masing. Kami juga pernah kok bertengkar, masalah sepele sih tapi kalau diingat lagi, itu selalu ketika mendekati hari ulang tahunnya. Aku tidak tahu kenapa seperti itu :)) Dota paling tahu cara menghibur yayak, walaupun di luar Dota orangnya hahahihi, sebenarnya dia mengamati setiap detail keadaan. Dot, dengan segala drama yang sudah terjadi 5 tahun ini, aku hanya ingin mengucapkan you're a strong girl, very very strong. Dengan setumpuk masalah yang selalu kamu jumpai setiap hari, yang kalau dari ceritamu selalu ada saja, bahkan bertambah. Tidak perlu kan kalau masalahnya dijabarkan satu persatu di sini? Bisa habis satu page sendiri hahaha. Terimaksih dengan segala bentuk petualangan, baik itu bersama tormon maupun momon. Aku tidak akan pernah menyangka tiga perempat album foto kuliah pasti ada foto kita, ce :')
Sekarang, kamu sedang mengenyam S2, bahkan dapat dukungan ibumu untuk lanjut sampai menjadi dosen. Padahal kalau ingat dulu, kamu sangat menolak untuk jadi dosen atau sekedar melanjutkan pendidikan S2. Kalau kamu ingat, aku kemarin menagis ketika malam sebelum wisuda, ya salah satunya karena another part of my minion will be apart. Bagaimanapun juga, kita akan melanjutkan perjalanan ke arah yang berbeda satu sama lain. Walaupun untuk beberapa saat aku masih tinggal di Sidoarjo atau Surabaya, tapi sudah mulai susah juga kan untuk hanya sekedar main? selalu ada kepentingan lain yang harus diutamakan. Well it's okay, itu wajar kok. Mari manfaatkan waktu yang ada sebaik - baiknya ya~
 

.
.
Untuk Mbak Rima
Kami kenal pertama kali di ikamanggaluh. Mbak rima merupakan tetua, yang artinya orang yang paling tua di angkatan hahahhaha. Mbak rima a.k.a mbak oming menyukai dua hal: bonceel dan photo box! Walaupun boncel sedikit tongos, mbak rima bangga dan tenang memilikinya LOL. Jujur aku tidak erlalu dekat dengan mbak oming sebelumnya, tetapi sebuah insiden yang membuat keadaan berubah. "Insiden apa to yak?" sebuah pertanyaan yang pasti muncul dari pernyataan sebelumnya. Sebenarnya kurang enak untuk diingat, intinya mah sebuah peristiwa yang mendewasakan masing - masing kami. Aku salut dengan caramu menghadapai kenyataan tentang kepulangan ibundamu tercinta. Mungkin kamu tidak banyak cerita tentang hal tersebut ke aku, tapi aku sering sekali diceritakan oleh orang - orang yang langsung berinteraksi denganmu dan akhirnya aku tersentuh ingin ikut mengembalikan semangat mbak oming yang dulu mbak oming yang ceria. You are already in to my strong girl list, mbak rim. God bless you always, ditunggu puzzle kucingnya kalau sudah jadi :D

Minggu, 27 November 2016

Catatan 2016: Reunion

29 Juni 2016. Visaku sudah jadi! I'm ready off to UK, very soon! 
Singkat cerita kemarin waktu di Kuningan City, cukup mudah kok. Yang penting jangan telat, kalau bisa datang setengah jam sebelum appointment time. Karena kalau pakai agen, kamu harus briefing beberapa hal terlebih dahulu. Perihal yang dibriefing biasanya terkait dokumen  saja kok. 
Secepat kilat, tiket pesawat pun sudah siap. 3 Agustus aku berangkat ke negeri Ratu Elizabeth. Rasanya masih seperti mimpi.....
.
.
.
Yak, mari sedikit membahas topik yang lain. Nanti akan ada ada chapter berikutnya yang akan menceritakan salah satu negara yang fenomenal di Inggris.
.
.
Sudah sebulan aku menjalankan puasa, itu berarti Idul Fitri akan dilaksanakan ketika Juli tiba. Waw! Aku sangat semangat karena sudah banyak jadwal yang mengajak untuk reuni bersama teman - teman SD, SMA, Kuliah. Mungkin kalau untuk beberapa orang, hal ini sudah biasa, apalagi setiap idul fitri. Maaf, untukku tahun ini sedikit spesial karena aku tidak diburu - buru untuk balik ke Bandung karena pekuliahan atau tugas akhir sudah menanti. Biar aku jelaskan sedikit, aku lima tahun bersekolah di "sekolah gajah" bandung, lima tahun itu pula aku nyaris tidak bisa ikut reuni bersama teman - teman, bahkan ada beberapa yang harus aku relakan. Jadwal di kampusku aneh, libur ketika kampus lain masih UAS, dan sudah mulai perkuliahan lagi bersamaan dengan libur kampus yang lain. No wonder I always missed them. Itulah mengapa aku sangat senang ketika masih kuliah dapat mencuri waktu untuk bertemu teman - temanku di kampus lain jika perlu yang letaknya di luar kota.
4 Juli 2016. Bocah - bocah sekelas SMA ini datang ke rumahku,
Untuk terakhirnya mungkin mereka main ke pusvetma.
Sedih sih, karena dari dulu rumahku sering dijadikan basecamp untuk main bersama.
Namanya hidup ya, ada pertemuan dan ada juga perpisahan 

10 Juli 2016. Kalau yang ini sama bocah - bocah SD. 
Sudah super sangat lama tidak bertemu mereka. I'm incredibly happy!
Wajah dan suara kami semua sudah banyak yang berubah, tapi tidak untuk memori kami.
Hahahahaha kami masih ingat banyak hal mengenai sekolah tingkat tiga kesayangan,
SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya, kelas B.




Catatan 2016: Pre - departure (3)

6 Juni 2016, aku kembali menghirup udara Bandung. 
.
Hi ya there!
Ini misi khususku di balik perjalanan sambung - menyambung kereta dari satu kota ke kota lain: memberi kejutan pada semua orang! Lebih tepatnya, pada seorang sahabat bernama mbak Nurul. Jadi mbak Nurul dan aku satu angkatan di jurusan biologi. Kami bersama memulai tugas akhir karena kebetulan juga dosen pembimbing kami juga sama, bu Ir. Setiap hari kamu bertemu di lab untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tugas akhir atau hanya sekedar streaming film! HA HA HA nakal ya? Seiring berjalannya penelitian, kami berbagi meja TA, botol kultur, bahan TA, alat - alat TA, dan cerita. Aku tidak tahu sejak kapan, sepertinya sahabatku bertambah satu mulai saat itu. Rasanya sakit sekali ketika mengethaui bahwa mbak nurul tidak bisa wisuda di bulan April bersamaku kemarin. Kami memulai semuanya bersama, bagaimana bisa aku harus selesai terlebih dahulu? Rasanya tidak adil. Ketika aku pindah dari Bandung pun rasanya juga sangat berat sekali karena harus meninggalkan lab.



Mbak nurul telah banyak bercerita kehidupan pribadinya kepadaku dan aku tersentuh. Sebagai sosok anak perembuan di keluarganya, dia patut dijadikan teladan seorang wanita. Aku kagum mbak nurul dapat memposisikan dirinya dengan tepat ketika dia harus bertanggung jawab sebagai seorang kakak sekaligus anak pertama yang sedang menjalani penelitian akhir. Di sisi lain pun dia harus bersiap untuk menjadi istri orang. Yes, mbak nurul is a bride soon to be! I'm so happy to hear that. But feel sad at the same time because I can't come to her wedding ceremony :') Sebelumnya aku telah mengetahui kalau mbak nurul akan menikah di saat yang bersamaan dengan wisudanya bulan juli, maka dari itu dia mengundurkan wisudanya bulan oktober (such a big sacrifice, mbak. I remember the way you made that decision. I'm pretty impressed) Bulan Oktober pun aku tidak janji bisa hadir ke Bandung karena aku memperkirakan keluargaku pasti akan banyak membutuhkan bantuanku untuk menyelesaikan setumpuk barang pindahan yang masih harus ditata ke dalam rumah. Maka dari itu, aku menyempatkan waktu untuk bisa datang ke sidang akhirnya. Aku ingin ikut hadir setidaknya salah satu momen penting di hidup sahabatku ini. Karena aku tahu kami akan terpisahkan jarak bahkan zona waktu. Times cruelly goes on, my dear friend.
  • Mbak Nurul: Yay, wisudanya diundur jadi 30 juli
  • Yaya: Wah, makin lama ya. Emang kenapa mbak? *ceritanya belum sadar*
  • Mbak Nurul: Yay, kan jadwal mulanya tgl 23, aku sama masnya udah ngeset tgl nikah seminggu berikutnya, udah pesen gedung juga.............
  • Yaya: Mbak........................................................Trus g i m a n a  a t u h ? *ikut panik*
  • Mbak Nurul: Aku bingung yay, harus pilih yang mana 
  • Yaya: Udah ga bisa diundur lagi ya gedung dan kawan - kawan? 
  • Mbak Nurul: Ga bisa yay, sebenarnya nikahku tgl 30 juli ini kan juga sudah diundur, sebelumnya mau bulan Mei.......................................
  • Yaya: Iya juga ya *desperate dan tidak bisa memberi solusi*
  • Mbak Nurul: Aku udah mikir sih yay beberapa hari ini, aku akan mengundurkan tanggal wisuda. Aku sudah cerita ke ibuku juga. katanya, gapapa teteh ambil toga aja, ntar kita foto2 di rumah sekeluarga. Tapi aku tau yay, aku wisuda itu kan salah satu kebanggaannya bapak ibu aku, aku ga mungkin ngerelain prosesi wisuda giu aja. Kalo soal menikah, itu juga penting karena tanggung jawabnya lebih besar lagi, bahkan melibatkan dua keluarga. Kalau diundur juga nanti apa kata keluarga yang lain, serius ga kalian sih mau menikah?
  • Yaya: Jadi, kamu mau mundur jadi oktober?
  • Mbak Nurul: iya, ini lagi ngurus prosedur penundaan wisuda
  • Yaya: *nahan air mata* trus ibu ir sudah tau?
  • Mbak Nurul: heee belum
Kurang lebih seperti itulah percakapan yang terjadi antara aku dan mbak Nurul setelah selesai sidangnya. Di usia segini muda, dia sudah berani menurunkan ego-nya untuk kepentingan orang banyak. Dia tidak peduli dengan wisnight, wisday, LO, dan pernak - pernik wisuda lain yang kerap dituntut harus ada oleh para calon wisudawan/wisudawati. Prioritas utamanya adalah kebahagiaan keluargaku, that's it. Tidak ada lagi rangkaian kata "aku ini", "aku begitu", "aku mau ini", tidak. Allah bless you, mbak. 

.
.
Aku lupa waktu itu kalau rencana Tuhan itu jauh lebih baik dari rencana yang telah dirancang manusia berminggu - minggu sebelumnya karena sungguh Tuhan telah menggariskan takdir tersebut jauh sebelum kita lahir ke dunia. Sekarang mbak Nurul sudah lulus S1 Oktober kemarin, sidangnya pun berjalan lancar, begitu pula pernikahannya. Aku ikut senang, mbaaaaak :D

Catatan 2016: Pre-departure (2)

Waktu terus berlari, 
semakin banyak yang berubah,
dan hanya aku yang rasanya membeku, berdiri di tempat.
.
.
.
Bulan puasa akhirnya tiba juga!
Ya, bulan Ramadhan sangat dinantikan oleh umat muslim karena banyak keajaiban terjadi di bulan ini bahkan Tuhan menjanjikan kami bahwa Dia akan mengunci para iblis di neraka sehingga kami dapat lebih serius dalam beribadah..... kurang lebih begitu yang selalu diceritakan guru - guruku ketika aku masih di bangku sekolah.
.
.
5 Juni 2016, aku naik kereta pasundan menuju Jogja.Terakhir 2 tahun yang lalu aku main ke sana bersama Arin, another crazy short trip, I still remember it clearly. Kali ini pun sepertinya much more shorter, hanya transit, karena kereta berikutnya yang akan menyambung ke Bandung baru akan datang tengah malam. Jadi aku masih memiliki banyak waktu untuk menghabiskan waktu di sini sejak tengah hari. Siapa lagi yang mau direpotkan lebih kalau bukan Irfan, aku memintanya untuk segera datang dan mengajakku makan. Aku sangat lapar. 
Entah ada jin macam apa yang nyangkut di kepala Irfan, dia mengajakku ke restoran ala ala yang menu utamanya adalah pizza. Dia bilang, "aku ngidam e" honestly aku lebih pingin makanan yang jogja banget, tapi yawislah nurut ae sama yang menjamu. gw dilepas di sini juga gatau mesti ke mana. Kami saling bercerita, dari a-z, tentang wisudanya dan wisudaku, rencana studi selanjutnya atau karir ke depan, dan tidak lupa untuk kepo orang lain hahaha. Ya mau bagaimana lagi, kami sudah berteman sejak SMA, dipertemukan dalam sebuah kelas dan semakin saling mengenal melalui sebuah organisasi berjudul kopsis. Irfan dulu ketua kopsis, meanwhile aku hanya seorang kroco :)) kok aku mau ya. Saat SMA pun kami dan beberapa anak lain yang siap untuk merantau juga saling mendukung mimpi satu sama lain. Kami saling menguatkan ketika semangat mulai kendor, "Kejar terus kawan, kampus impianmu" Ah, tidak cukup satu hari untuk bernostalgia masa SMA. Yang penting, mimpi untuk menjadi salah satu warga kampus impian kami telah tewujud bahkan masanya pun telah usai. Sekarang kami dihadapkan pada banyak persimpangan jalan dan keabu-abuan, itu ujung diskusi sementara kami sebelum lanjut ke Mirota Malioboro untuk mencari beberapa souvenir.



Setelah mendapatkan souvenir yang diinginkan, waktu sudah mendekati maghrib. Kami dan seorang temannya Irfan pergi menuju masjid untuk melaksanakan ibadah tarawih di masjid UGM. Setelah itu membuang waktu malam yang tersisa melalui diskusi sambil mengisi perut dengan chinese food yang porsinya terlampau banyak menurutku ha ha ha (but I prefer this one than the pizza. msg effect) Kaget tiba - tiba di tengah waktu makan ada temannya Irfan yang lain lagi ikut bergabung. Orangnya tinggi, berkulit sawo terlalu matang, dan rambutnya super... koncomu ncen sangar fan. Jadi ceritanya mereka ini anak - anak yang berkecimpung di dunia sos-pol. Bahkan yang dibicarakan pun ada beberapa hal yang aku tidak paham. yaiyalah yay, lu kan kerjaannya ngomongin taneman, bakteri, jamur. 5 tahun aku di dunia kuliah, akhirnya bertemu dengan sosok anak humaniora yang sering digambarkan di bacaan - bacaan, sangarrrrr (sekali lagi). Menjelang tengah malam, aku diantar Irfan untuk kembali ke stasiun dan masih bertukar cerita. Irfan sengaja membuat jalannya berputar - putar, tapi ya memang keretanya masih lama juga. I'm seriouly sleepy and tired at that moment, fan sorry if I answered something nonsense. Bisa dibayangkan kalau Arin dan Gontek ikut bergabung seperti dua tahun lalu, mungkin akan muncul yang namanya enyaki keram mulut karena terlalu banyak ngoceh :)) Panjang sejarahnya kenapa kami sangat suka saling bertukar cerita.
.
.
Perlu disyukuri juga akhirnya kesimpulan pembicaraan ini pun akhirnya didapatkan.
Live your life now, always be grateful of what you have
Melelahkan memang, jalan - jalan seharian, bercerita tanpa henti, tapi aku bahagia setelah bertukar pikiran! Simpel ya solusi kepenatan manusia? Ramadhan tahun ini akhirnya aku masukkan dalam daftar ingatan khusus karena aku melaksanakannya pertama kali di kota asing dan bersama orang - orang yang tidak pernah aku perkirakan sebelumnya. Keep surprising me, dear God. I feel so blessed . 

Sabtu, 26 November 2016

Catatan 2016: Pre-departure (1)

Aku sampai di Bandung (lagi). Aku melakukan segala persiapan, mengirim semua barang - barang ke surabaya menggunakan paket, sehingga yang aku bawa di koper ketika 18 mei nanti tidak terlalu banyak. *Spesial terimakasih unuk Wima yang sudah banyak membantuku ketika pindahan.*
.
.
Setiap hari aku tetap jalan, hatiku masih berat harus meninggalkan kota ini dua hari lagi. Bukannya aku pesimis akan tidak datang ke kota ini lagi, akan tetapi aku meyakini satu hal ketika kamu meninggalkan suatu tempat: momennya akan berbeda apabila aku memilih untuk tetap tinggal. 
Mungkin banyak orang bertanya, momen apa? Aku tahu, mungkin beberapa orang berkata bahwa aku berlebihan. Menurutku tidak, kota ini berjasa banyak dalam mendukung transformasi diri seorang Yaya a.k.a Ria. Aku takut ketika nanti aku kembali berkunjung ke Bandung, semua akan berubah, tempat - tempat favoritku sudah berpindah tempat, pemandangan kota Bandung tidak lagi sama seperti dulu, dan soal rasa, mungkin aku akan menerima rasa yang berbeda ketika aku kembali ke sini lagi. Rasa tersebut, mungkin membuatku nyaman atau mungkin juga tidak. Aku mengalami kesulitan untuk menggambarkannya karena aku terlalu cinta oleh kota ini. Itulah sebabnya Tuhan mengetahui ketika aku mulai berlebihan terhadap sesuatu, maka dari itu aku ditarik sejenak dari kenyamanan di dalamnya. Aku ditarik kembali ke rumah, yang seharusnya menjadi zona nyamanku, ternyata sudah tidak lagi. Jiwaku terlajur mengembara terlalu jauh, sayang. Mungkin jiwaku berlabuh terlalu lama di Bandung hingga aku lupa cara menikmati kota yang lain.


.
Sampai ketemu lagi, Bandung ✌
.
.
Untuk sementara, chapter di kota Bandung aku tutup. Mari kembali membuka beberapa tulisan lama tentang Surabaya karena setidaknya sampai 1 Agustus aku akan tinggal di surabaya.
19 Mei 2016, aku sudah di rumah dan papa ulang tahun ke-64. Terimakasih Tuhan atas nikmat hidup yang senantiasa Engkau berikan kepada papaku ♡
Kewajiban pertama yang harus aku selesaikan saat ini adalah melengkapi dokumen untuk keperluan visa ke inggris: paspor yang masih belaku, KTP, akta kelahiran yang sudah ditranslate, surat keterangan dari bank, fotokopi rekening bank, surat rekomendasi beserta jaminan akomodasi dari kakak, kartu keluarga, dan akta kelahiran kakak. Banyak ya? wkwkwk itulah alasannya mengapa saya lebih memilih untuk menggunakan agen travel untuk mengurus pembuatan visa. Pikiran sudah penuh, di rumah pun aku harus konsentrasi membantu mama dan papa pindahan rumah.
Pindahan? Rasanya belum selesai satu kebaperan, sudah muncul baper yang lain. Tahun ini, terhitung bulan agustus mamaku sudah pensiun, beliau akan bebas tugas dari segala jenis tanggung jawab kantor setelah 30 tahun lebih mengabdi sebagai pegawai negeri sipil. Itu berarti aku juga harus pindah dari rumah dinas yang sudah menjadi tempat tinggalku selama kurang lebih 18 tahun. Setiap aku mengepak barang, selalu teringat sejarahnya. Belum lagi kalau aku menemukan album foto - foto lama, rasanya seperti ditarik ke belasan tahun silam. Dear people, bless you for every neurons inside your head. That's another precious gift from God we should always thank for. Memang benar kata pepatah kalau kekayaan yang dimiliki manusia itu relatif, artinya tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Kaya harta mungkin suatu saat nanti akan habis, tapi kaya pengalaman mungkin tidak akan lekang oleh waktu karena tinggal bersama memori selama kita hidup dan generasi berikutnya ketika diceritakan ke anak/cucu kelak.  


Tidak lama setelah tinggal di Surabaya, aku mendapat kabar bahwa wawancara visa-ku berlangsung tanggal 8 Juni 2016. Well, bulan depan berarti aku harus ke Jakarta, tepatnya ke Kuningan City untuk menyelesaikan proses aplikasi visa. Jika bulan depan, itu berarti bersamaan dengan puasa. Ya, minggu pertama puasa tidak  di rumah (lagi). Aku bersyukur karena aplikasi visa yang begitu cepat sesuai rencana. Begitu mendengar kabar tersebut, aku langsung mencari tiket pesawat atau kereta untuk ke jakarta. Harga tiket melambung tinggi, 600rb ke atas, entah ada libur apa saat itu. Mungkin libur awal puasa? Ah sudahlah, akhirna aku memutuskan untuk naik kereta ekonomi yang harus sambung - menyambung, melelahkan, tetapi harganya jauh lebih murah. Di sisi lain, aku juga ingin bertemu dengan beberapa sahabat di Jogja serta Bandung.

Minggu, 20 November 2016

Catatan 2016: Backpack to Bangka (3)

Hari ketiga aku menumpang di rumah kak anggi.
.
Hari ini agendanya adalah piknik di luar (lagi). Yipieeee
Destinasi pertama adalah museum timah dan dilanjut Bangka Botanical Garden. Ya, perkiraan kakak kak anggi, hanya cukup dua tempat ini yang dikunjungi untuk hari ini karena jarak kedua tempat yang cukup jauh. Diajurkan sebelum maghrib sudah sampai di rumah lagi karena ketika malam hari jalanan antar kota di Bangka minim penerangan. Sepanjang jalan nanti pun akan banyak obyek wisata yang bisa dihampiri sejenak. 
Jika dilihat dari luar, museum timah nampak membosankan. Begitu masuk ke dalam, keadaan agak berubah. banyak yang bisa aku pelajari di sini, cara pengambilan timah dari tambang, sejarah ditemukan timah di tanah Bangka, dan kehidupan masyarakat Bangka pada umumnya. Actually, I'm not that kind person enjoying the museum. I prefer to have an outdoor activity. Aku tidak sabar untuk segera sampai di Bangka Botanical Garden!
Selain untuk memenuhi janji berkunjung ke rumah seorang sahabat, tujuan keduaku datang ke Bangka adalah untuk menikmati Bangka Botanical Garden. Cita - citaku kelak, aku sangat ingin mememiliki kebun botani pribadi yang terbuka untuk umum. Dan aku berharap, kebun botani ini kelak akan bertempat dekat pantai. Tidak disangka - sangka, Tuhan mengabulkan permintaanlu satu persatu. Untuk permulaan, Dia memintaku untuk belajar terlebih dahulu contoh kebun botani yang memang sudah berdiri di pinggir pantai pulau Bangka. Sebenarnya tidak terlalu tepat di pinggir pantai, hanya saja cukup dekat dengan kawasan pantai. Ditunjukkan dengan pasirnya yang berwarna merah, kasar, dan banyak cemara udang Tuhan, tempat ini sangat bagus sekali! Ada danau kecil di dalam kebun raya, kita bisa menyewa rumah - rumah kecil di pinggirnya seharga 50 ribu rupiah sambil makan bekal yang telah dibawa dari rumah. Saat ini, aku sangat bersyukur sekali mengambil keputusan untuk mengunjungi pulau cantik ini :)

InsyaAllah, suatu hari aku akan punya kebun botani pribadi yang seperti itu. Biar kecil atau besar pun, yang penting kebun botaniku kelak dapat memberi manfaat untuk orang sekitar dan benar - benar berfungsi sebagai tempat konservasi tumbuh tumbuhan. 






Aku dan kak Anggi masih belum puas bermain, kami memutuskan untuk pergi ke pantai terdekat di belakang kebun botani yang bernama Pantai Pasir Padi. Untuk kesekian kalinya, pulau Bangka membuatku terpukau. Pantainya sangat indah, biru, putih, dan sepi. Ketika aku datang, air laut sedang surut hingga ke belakang pemecah pantai. This is crazy. I can walk (even run!) until more than 50 meter to the sea. I'm incredibly happy right now, I want to scream !!! Aku tidak bisa membayang kan, bagaimana kalau pantai tidak surut, pasti seru karena aku bisa main air, di pantai yang sangat landai. Oh ya, bahkan di tengah pantai pun aku masih menemukan pohon bakau beserta junior juniornya. Aku begitu bersemangat, hingga aku hampir lupa waktu telah menunjukkan lebih dari ashar. Baiklah, kita harus move on, yuk ah pulang. Terimkasih atas segala kejutan darimu, Tuhan.




Malam sunyi di sungai liat telah menyambut, tetapi pemandangan di langit sangat berlawanan. Langitnya ramai. Mungkin karena belum banyak bangunan modern yang menghasilkan polusi cahaya, jadi cahaya bintang benar - benar terasa keberadaannya. Kejutan yang lain ternyata masih ada untukku di sini, kak Anggi mentraktirku ke rumah makan seafood! Aku bisa makan kepiting merah berukuran besar 2 ekor, soup asparagus, dan gurami goreng.



I do really want to cry at that moment, I'm sure. I really grateful for every favors you've given to me, dear God. This friendship as well, now I have another best friend because of You. Ya kak anggi berpesan, nanti kalau aku sudah sampai inggris, jangan lupa cerita cerita ya. Siap kak!
.
.
Begitulah, kunjungan pertamaku ke Bangka. Senin, 16 Mei 2016 aku kembali ke tanah perantauanku 5 tahun terakhir, Bandung.

I wrote it previously in steller. kindly check here to see in book story version :)

Catatan 2016: Backpack to Bangka (2)

Hari kedua di tanah Bangka, 14 Mei 2016.
Ibu kak anggi sudah mengajakku untuk menemaninya ke pasar. Aku dipersilahkan menunjuk seafood apapun yang aku mau. Baru pertama kali ini ya, aku datang ke pasar tradisional yang hampir 90% komoditi yang dijual adalah hasil tangkapan laut. Sedangkan sangat seikit kios yang menjual daging ayam atau sapi, mungkin hanya sekitar satu atau dua kios. Kata kak anggi, kondisi seperti ini membuat reaksi masyarakat Bangka yang adem ayem kalau harga daging sapi dan ayam naik suatu saat. Aku takjub melihat banyak jenis ikan yang jarang ditemukan di Pulau Jawa, God bless you, Indonesia. Ini ikan - ikan belum tentu bisa ditemukan kalau nanti aku sekolah di Eropa atau Amerika. Mugkin juga sih ada, tapi harganya pasti selangit dan sebaiknya tidak dibeli oleh seorang mahasiswa yang sedang merantau ke luar negeri.


Akhirnya aku memilih siput gonggong untuk disajikan saat makan malam siang hari ini. Tidak seperti siput pada umumnya, siput gonggong ini cangkakngnya lebih kecil dan hanya memiliki satu antena. Lucu deh cara makannya. Jadi siput dicuci, kemudian direbus tapi jangan lama - lama. Kalau terlalu lama direbus, nanti dagingnya jadi keras. Selesai direbus, voila! Langsung saja dimakan bersama saus sambal atau tomat. Dapat dipastikan saya bertambah gendut setelah pulang dari Bangka.
Setelah makan siang, saya diajak ke tempat bekas pertambangan timah, pantai Parai, dan Puri Tri Agung. Cukup menyeramkan saat sampai di tempat pertambangan. Penggalian tanah hingga belasan kilometer ke dalam Bumi berisiko menimbulkan tanah longsor sewaktu - waktu. Tidak lama kami berdiam di pertambangan timah, perjalanan kami lanjutkan ke pantai Parai, salah satu destinasi wisata terkenal di Bangka. Sepanjang perjalanan aku tidak menemukan macet, vegetasi di kanan kiri masih ditumbuhi semak belukar serta perdu, bangunan - bangunan bertingkat pun juga jarang ditemui. Untuk dapat akses masuk ke Pantai Parai, sebenarnya membutuhkan akses khusus dari dalam hotel. Tapi entah bagaimana caranya kakak ipar kak anggi membuat kami dapat masuk ke dalam secara gratis. Girangnya bukan main, akhirnya kami bisa main di pantai! katanya aku kurang beruntung hari ini karena cuaca Bangka yang mendung. Sebagai seseorang pecinta pantai, Aku tidak mempermasalahkan hal tersebut. Mendengar suara ombak dan melihat ekosistem yang terjaga apik di pantai tersebut, sudah cukup membuatku bahagia. Hahahahaha receh kan ya membuatku bahagia? Diajak main ke pantai sambil bawa sangu semangka saja sudah senang.


Sebelum pulang, kami mampir sebentar ke Puri tempat ibadaha umat Budha. Senang sekali ya, tenggang rasa antar umat beragama di pulau ini membuat setiap orang yang tinggal merasa aman dan nyaman. Di Puri ini aku boleh melihat - lihat ke dalam, hanya saja tidak melewati batas - batas suci yang sudah diberi tanda, biasanaya terletak di dekat patung dewa. Puri Tri agung terletak di atas tebing, pemandangan tangga utama pun langsung menghadap laut serta pantai Tikus. Angin sepoi - sepoi membuatkami semakin enggan untuk kembali ke rumah. Tak lama kemudian suara gluduk bergemuruh, pertanda hujan lebat akan terjadi. Yuk, mari segerakan pulang ke rumah



Sabtu, 19 November 2016

Catatan 2016: Backpack to Bangka (1)

Masih di bulan Mei.
Khusus tulisan ini, aku dedikasikan untuk kisah perjalan mengunjungi saudara seperlilian yang tinggal di tanah Bangka. 13-16 Mei aku di sana dan tidak memberi kabar kepada siapapun.
.
.
Selamat pagi dari Bangka!
Banyak orang kaget ketika aku berkoar akan berangkat ke Bangka sendiri, bahkan mungkin ada di antara mereka yang berpikir kalau aku sudah kelewat stress karena sebulan setelah wisuda masih belum dapat kerja, masih jalan sana-sini kerjaannya. Dengan modal basmalah dan uang tabungan, aku membulatkan tekad untuk terbang memenuhi janji ke salah satu sahabatku, kak Anggi. Seharusnya saya sudah ke Bangka kemarin Maret, bertepatan dengan gerhana matahari. Akan tetapi, saya harus menunaikan ibadah sidang akhir sarjana yang tentu tidak bisa ditolak karena hanya akan berlangsung sekali seumur hidup. 
Aku berangkat dari cengkareng jam 10 pagi wib, maka dari itu aku harus bersiap di bandara setidaknya pukul 8 pagi. Sebenarnya, bukan karena aku tidak memberi tahu orang tua yg membuat ku khawatir, No no no, tetapi karena aku membawa sampel tanaman lili ke pesawat ! ini perjalanan tergila seumur hidup menurutku. Sudah paling takut sebenarnya ketika melewati pemeriksaan x-ray dan diapatkan ada sample tanaman hidup di dalam tasku. Selama di travel menuju bandara, aku sudah berlatih puluhan alasan apabila skenario itu terjadi. Aku sangat gugup. Berangkat dari bandung pukul 03.00 dan sampai lebih cepat dari jadwal, yaitu 07.00. Yes, aku masih memiliki banyak waktu untuk berlatih silat lidah. Sebelum berangkat pun sebenarnya aku juga telah melakukan langkah preventif, yaitu dengan membungkus botol kultur tanaman dengan kertas koran 3 lapis, kemudian dimasukkan ke dalam kardus yang dibungkus kertas kado tiga lapis juga. Aku juga tidak lupa memberi pita di atas kardus supaya terlihat seperti bingkisan kado pada umumnya. "Well, a month as a bachelor and I just did a crime (?)"  Sebenarnya kalau dilihat - lihat lagi nggak terlalu kriminal kok, kan itu tanamannya memang tanaman yang aku tanam sendiri, bahkan induk dari tanaman tersebut aku beli menggunakan uangku. Aku membawa tanaman itu ke Bangka juga untuk kepentingan pembelajaran mahasiswa yang diajar oleh sahabatku ini. Ya, sahabatku salah satu dosen di univeristas negeri di Kepulauan Banga Belitung. Begitulah pembelaan diri yang selelu aku ulang di dalam otak, just in case
Sampai dicengkareng ternyata pesawat dikenakan delay satu jam, sehingga makin membuatku deg-degan mampus. Sliweran di bandara cengkareng pun tidak membuatku tenang karena di sisi lain aku takut berpapasan dengan salah satu anggota keluarga yang mengenalku, yang kemungkinan besar akan menyapa, "Ria mau ke mana?". Pasti berikutnya akan dilanjut dengan pembicaraan dengan orang tuaku. Serba salah, itu situasiku sekarang dan berusaha untuk tidak melakukan aktivitas yang menarik perhatian. Itulah mengapa aku lebih memilih untuk diam agak lama di KFC sebrang terminal atau duduk - duduk di bangku yang membelakangi jalan utama. Gelagat kriminal banget sih sebenarnya :') da mau gimana lagi atuh. Waktu yang dipersilahkan untuk check-in pun akhirnya tiba, sekitar pukul 09.00 aku masuk ke pintu masuk. Mesin x-ray terlihat menakukan saat itu, tanganku dingin, pandanganku hanya fokus ke depan dan ke tas yang berisi botol kultur tanaman. Setelah aku melewati gerbang x-ray manusia, YES! tasku lolos dan tidak ada satupun petugas yang mencegahku. Aku melenggang, aku tidak lagi "kriminal" hahahahahaha.
Di ruang tunggu, aku mendapat kompensasi kue karena keterlambatan pesawat. Hari itu cukup ramai dan sepertinya hampir semua yang didalam ruangan tersebut merupakan penumpang citilink karena mereka membawa kotak kue yang sama sepertiku. Aku memilih salah satu tempat duduk kosong sambil menikmati playlist favorit dari ponsel, mencoba melepas ketegangan. Cukup lama aku menunggu hingga waktu boarding, sekitar dua jam. Sempat beberapa kali juga mengistirahatkan telinga dengan melepas headphone sejanak dari telinga. Beberapa logat asing yang berasal dari orang di depanku tidak sengaja tertangkap oleh gendang telingaku. Aku berusaha mencari tahu apa yang dia katakan dengan lawan bicaranya, tetapi tidak satupun kosa kata yang aku ketahui.......... You'll be allright yay, keep calm. Kurang lebih pukul 11, para penumpang dipersilahkan masuk ke dalam pesawat. Aku mendengar pengumuman tersebut, akan tetapi headphone-ku masih menggantung di telinga sampai aku duduk di passenger seat. Aku mulai mematikan telepon genggam dan kaget. "Waduh, ni orang - orang ngomong apaan yak. ga ngerti sama sekali .__." Mari kita mengheningkan cipta sejenak sampai pesawat kembali mendarat.
.
.
Dua jam kemudian, aku mendarat di bandara Pangkal Pinang. Cukup kaget karena baru pertama kali melihat bandara berukuran kecil dengan langit - langit yang rendah. Bahkan rail untuk mengambil bagasi pun hanya ada dua, begitu pula gate boarding-nya.  I'm seriously out of Java right now. Setelah memastikan baraang yang dibagasi sudah lengkap, saya keluar dan mencari wajah kak Anggi. Pertemananku dengan kak anggi dimulai dari lab. mikroteknik, sith ITB. Kami memiliki beberapa kesamaan yang krusial dalam dunia riset: dosen pembimbing, topik, spesies tanaman, dan hasil akhir. Bagaimana tidak kami sering berdiskusi, berkeluh kesah tentang sampel tanaman yang susah ditemukan, kultur tanaman yang ditumbuhan jamur, atau sekedar di mana tempat beli alkohol. Bahkan ketika sedang sama - sama dikejar deadline pengambilan data, kami sering berebut laminar. Belum lagi perihal kebersihan lab, kakak yang satu ini berperan sebagai polisi yang siap siaga memberi tilang kalau ada yang tidak pada tempatnya. Interaksi kami berbincang semakin sering ketika aku menunjukkan beberapa tempat kuliner unik di Bandung yang belum dia kunjungi, jadi jangan salahkan kalau aku sering ngeledekin dia, "ah, kak anggi katrok" hahahahahaha. Awalnya kami memiliki keinginan yang sama untuk lulus bulan Oktober 2015, tetapi Tuhan berkata lain. Kak Anggi harus lebih dulu menyelesaikan studinya. Jujur waktu itu aku sedih pada bulan tersebut karena banyak teman - teman dekat ku telah menyelesaikan tugas akhir, kak anggi adalah salah satunya. 
Dari bandara, aku harus ikut kak anggi ke kampus terlebih dahulu karena dia harus mengisi sebuah praktikum siang. Tanah Universitas Bangka Belitung, tempat kak anggi mengajar, sangat luas. Wajib pakai motor kalau ada perlu ke gedung lain, pepohonannya juga masih jarang karena kampus ini tergolong kampus baru. Masuk ke ruangannya kak anggi, berkenalan dengan beberapa asisten dosen, langsung aku meminta tanpa sungkan untuk tidur di bagian belakang ruangan. Beruntung kak meja kerja kak anggi ini belum pindah ke ruang dosen yang seharusnya. Rasanya badan capek semua, setelah seharian belum tidur. Yang lalu biarlah berlalu, yang penting aku sudah memenuhi janjiku dan disambut dengan sangat ramah sesampai di rumah kak anggi.


Aku lupa kak anggi berapa bersaudara, yang pasti dia tinggal di Sungai Liat bersama ibu, bapak, kakak, dan keponakan. Aku bersyuur mengenal keluarga yang cukup hangat seperti keluarga kak anggi. Setiap hari aku disuguhi menu makanan laut!  Krupuk ikan buatan ibu kak anggi, bikin mulut rasanya ingin terus mengunyah, rasa lautnya semakin kuat ketika dicampur dengan rusip. Hari itu aku tidur cepat supaya cepat menyembuhkan rasa capai di badan yang masih tersisa. 

Catatan 2016: May, Bandung, & Good Memories (1)

Mei 2016
Lembaran hari berganti bulan, aku semakin mendekati tanggal kepergian dari Bandung. 
.
.
Bukan hanya aku yang harus meninggalkan kota paris van java, ternyata didit juga harus memulai internshipnya di Jakarta terhitung minggu kedua bulan Mei 2016. Baiklah, mari kita ciptakan memori-memori manis sebelum meninggalkan Bandung. Aku, didit, ibun ngebolang ke jalan Asia Afrika 7 Mei 2016, kami mulai jalan dari jalan merdeka, depan BIP. Aku tidak tahu kenapa merasa begitu dekat dengan kedua orang tua ini. Mungkin karena kami sama - sama lahir bulan April dan di tanggal yan berdekatan. Susah untuk digambarkan rasa "klik" ketika kamu sudah menemukan sahabat yang cocok untuk bercerita segala hal tentang dirimu, bahkan mereka tidak sungkan - sungkan untuk menwarkan berbagi beban ketika aku memang membutuhkannya. Aku lupa persisnya apa yang kami bicarakan sepanjang jalan, yang pasti kami ingin masuk ke dalam museum KAA dan berlagak seperti bule hahahahaha. Konyol memang tapi memebahagiakan. Setelah itu, langkah kami berlanjut ke kantor pos karena didit ingin mulai mengirim kartu pos pertamanya di postcrossing.com. Kemudian perbincangan masih berlanjut sampai ke Braga City Walk, ibun mau ditemani untuk melihat pameran komik se-Bandung Raya. Kami berjalan lagi ke arah Taman Walikota dan Taman Vanda untuk mengabadikan beberapa momen, Jalan Jawa, BIP, lalu lurus sampai BEC. Ya begitulah kami, tidak ingin segera berpisah. Di BEC kami menemani didit mencari handphone baru karena handphone-nya yang lama tidak bisa install aplikasi gojek and so on :)) itu alasan beli handphone paling kocak yang pernah aku tahu.





Satu persatu teman dekatku pergi menjajal dunia baru mereka, begitu pula juga aku. tanggal 11 Mei 2016 aku kembali mengabadikan sebuah momen bersama bechul dan gina. Aku sebetulnya juga kurang paham, mengapa kita bisa menjadi dekat seperti sekarang, mungkin terlalu banyak ngerumpi? LOL hahahaha yang pasti mah kesukaan kita sama - sama lagunya mamang Glenn yang mengiris hati. Aku ingat waktu itu bela hampir menangis karena dia sebentar lagi juga harus melanjutkan studi ke USA, dia bilang, "kuat nggak ya aku hidup di sana sendiri? bisa ga yay aku lupain orang itu nanti? ups" Jujur cul, aku juga mau nangis waktu itu, cuman aku udah persiapan mental lebih banyak aja di kosan, jadi dibawa ketawa aja. Kemudian, aku jawab ke becul, "Cul, awal kita berteman kan happy nih yak, senang - senang, jangan cuman karena pergi sekolah jadi sedih dong. Yakin deh suatu ketika nanti kita akan bertemu lagi. Let's make a good memories". Begitu pula dengan gina, dia bertanya-tanya tentang bagaimana hidup di Solo nanti, bagaimana mami-papinya kalau dia tinggal ke Solo. Girls, you already took a good decision and I'm so proud of you. Cuman itu yang bisa aku bisikkan di dalam hati sembari mendengar cerita mereka dari A-Z.



Catatan 2016: A Warming Heart April (4)

23 April 2016 
Selamat ulang tahun didit! Kata dia ini tanggal yang spesial karena kalau disingkat akan menjadi urutan angka 2-3-4. Boleh dit, boleh.
.
.
Aku tiba di Bandung masih dengan perasaan yang sama seperti di kereta. Ya pandanganku kosong, senang campur sedih jadi satu. Lagi - lagi aku bersikap seperti kebanyakan manusia: memohon kepada waktu untuk berjalan lebih lambat daripada biasanya. Bukan hanya kepada waktu, aku juga berkata kepada kedua orang tuaku untuk memberiku waktu kurang lebih sebulan untuk menyelesaikan semua urusanku yang ada di Bandung sebelum aku harus tinggal di Surabaya. Dalam kurun waktu ini, aku merasa masa - masa sulit. Sulit untuk merelakan segala kisah di Bandung yang pernah terjadi dan kembali ke rumah sebelum aku pergi semakin jauh. Hampir setiap hari aku tidak mau menggunakan motor, aku ingin berjalan. Dengan berjalan, maka aktivitas yang aku lakukan akan terasa lambat dan semakin banyak waktu yang aku miliki untuk menikmati Bandung. Begitulah aku, selalu mencari cara tersendiri untuk mengenang sesuatu atau seseorang yang aku anggap istimewa.
.
Bandung kota yang istimewa untukku karena sejak SD aku sudah sangat ingin dapat mengenyam pendidikan dan hidup di kota yang pernah dijuluki kota kembang. Ya, sekarang Bandung memang sudah berubah dari Bandung yang aku kunjungi pada tahun 2005 silam. Tapi tetap aku menyayangi kota ini dengan segala kekurangannya. Untuk pertama kalinya aku hidup jauh dari orang tua, berusaha untuk menyelesaikan semua masalah secara mandiri, dan berjuang melawan rasa homesick. Di Bandung juga aku mulai menjalin persahabatan dan ikatan saudara tak sedarah dengan beberapa orang, melalui beberapa organisasi. Kita bertemu setiap hari, hidup bersama, berbagi suka maupun duka. LoedroekITB 2011, Nymphaea, Ikamanggaluh, BiologiITB 2011, Aprillion.... ya, aku sayang mereka semua dan pasti akan merindukan mereka jika suatu saat aku harus tinggal jauh dari Indonesia. Bonding yang aku bangun dengan mereka ternyata tumbuh begitu cepat. Bahkan ada beberapa di antaranya terlalu jauh melangkah.




Aku mengalami jatuh hati untuk kesekian kalinya di kota Bandung. Jatuh bangun merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan, yang terlalu possesive, atau yang berekspektasi terlalu jauh. Bohong kalau aku tidak pernah menangis karena cinta. Kalau boleh dikategorikan dulu aku termasuk anak perempuan yang cengeng, mudah tersentuh, dan terlalu baik hati. Padahal papa kerap mengingatkan bahwa sebaiknya aku tidak menangis di depan umum karena itu bisa menunjukkan kelemahanku. Akan tetapi, menurut pendapatku selama masih bisa menangis, menangislah karena tidak semua orang dapat melakukan hal tersebut, bahkan mereka kadang iri kepada orang - orang yang dengan mudah mengeskspresikan perasaan yang ada di dalam hati mereka. Be honest in your one and only life. Suatu saat aku sadar bahwa apa yang dikatakan papa ada benarnya dan sudah seharusnya kita berpikir menggunakan logika sedangkan saat kita merasakan ya gunakanlah hati, jangan ditukar. Entah sejak kapan pola pikirku mulai berubah.
.
Di minggu terakhir bulan favoritku ini, aku memulai hobi baru yaitu mendesain kartu pos sendiri. banyak orang bilang ini aneh dan cukup menyusahkan, tapi bagiku ini hal yang unik dan khas. Even when somebody try to make me down, I will not even care. Aku sudah mengikuti sosial media postcrossing.com sejak beberapa bulan sebelumnya. Hanya saja belum memiliki waktu luang untuk konsentrasi pada bidang surat-menyurat. Aku rasa saat itu ini adalah waktu yang tepat. Jerman, USA, Jepang, dan Rusia merupakan negara yang cukup bagus untuk trial dan meminta feedback dari custom post card. 

Selain itu, aku juga disibukkan untuk menyiapkan beberapa farewell meet-up bersama teman - teman dekat. 29 april 2016, aku main ke rumah didit lagi. Kali ini selain ada cepe dan ibun, angga juga ikut meramaikan acara yang secara spesial diminta cepe karena dia ingin membuat kue. Bahkan aku sudah lupa waktu itu dia bikin kue apa hahahahah yang pasti hasilnya fail hahahahaha gapapa kok cep, toh kita masih bisa makan kan hari itu? :D