PROLOG:
19 November 2016,
19 November 2016,
Selamat pagi dari Bandung, kota yang telah mendewasakan aku dan mengajarkan banyak hal mengenai hidup serta cinta. Sudah sekitar enam bulan aku tidak bertegur sapa dengan kota ini. Awalnya aku mengira akan tidak merindukannya, ternyata aku salah. Ada sepercik lompatan bunga api bahagia ketika aku ada di bis menuju Bandung kemudian mendengar logat sunda yang cukup kental terucap dari beberapa penumpang. Begitulah manusia, terkadang suka mengeklaim bahwa mereka telah memahami diri masing - masing. Padahal hanya Tuhan yang Maha Mengetahui, jangan pernah mendahului kehendak atau perkiraanya, kalem weh nyak.
Well, melalui tulisan ini aku dengan khusus akan menyampaikan sebuah kisah tentang pengalamanku tiga bulan terakhir (kalau mampu setahun terakhir) tentang hidup. Ya, tahun 2016 ini cukup mengesankan untuk aku, banyak turning point terjadi dalam diri, baik itu aku sadari maupun tidak. Rasa - rasanya tahun ini patut aku dokumentasikan supaya kelak mungkin ketika aku bosan dengan tuntutan masa depan, aku dapat membaca kembali kisahku tahun ini yang penuh dengan "emas" dan kembali semangat untuk menemukan "emas" yang lain di lembaran baru setiap harinya. Bisa juga apabila aku sudah punya anak serta cucu, tahun ini akan aku jadikan kisah khusus sebelum tidur yang akan kuceritakan tidak cukup dalam satu malam. Ya, Ibu/nenekmu ini begitu bahagia di 2016, nak :)
Jika aku memiliki mesin waktu, mungkin aku ingin meletakkan tahun 2016 dalam pengaturan spesial sehingga bisa kuulang kapan pun aku mau, momen, orang - orang, suasana sekitar, semuanya begitu menghangatkan hati. Akan tetapi tidak, aku diajarkan oleh orang tuaku untuk selalu bergerak ke dapan. Pengalaman pun mengajarkanku untuk tidak terlalu bahagia dalam satu kondisi karena terlalu bahagia dapat membuat kita lupa cara menghadapi sedih.
Sejak April lalu, aku ingin menulis ini hanya saja keinginan tersebut tersendat keidealisanku sendiri yang bersih keras menceritakannya dalam bahasa inggris. Selain itu, rasanya waktu masih belum berpihak, selalu ada yang berusaha menggeser prioritas menulis ini menjadi nomor kesekian untuk dipenuhi. Seiring berjalannya waktu, momen - momen berharga yang aku lewati semakin banyak. Bahkan otakku hampir tidak bisa membendung semua emosi yang terkadang masih datang dan pergi setiap mengingat semua itu. Dengan kata lain, aku bisa gila karena kebahagiaan. Aneh bukan? ada orang yang menjadi gila karena terlalu bahagia. Lebih bahaya lagi jika virus lupa yang pelan - pelan mematikan sel - sel neuron otak seiring bertambahnya umur. Ada pepatah mengatakan juga perbedaan zaman prasejarah dengan tidak adalah dihasilkannya sebuah tulisan. Hey, aku manusia zaman kini bukan sejarah maupun prasejarah. Jadi, seharusnya aku bisa menghasilkan lebih dari sekedar tulisan.
.
.
.
April, 2016.
Masih teringat jelas di ingatanku bulan tersebut. Jujur, aku tidak mampu berkata karena akhirnya aku bisa melihat senyuman puas dari kedua orang tua, dosen pembimbing, om-tante, kakak, dan teman - teman. Alhamdulillah, aku dapat menyelesaikan studi S1 di biologi ITB. Tepatnya tanggal 2 April aku officially bernama Wahyu Ria Triastuti S.Si.
"Wellcome to the club!" kalau kata teman - teman. Sejak lulus sidang memang aku berniat, tidak akan langsung mencari kerja atau kuliah S2. Ya, aku ingin menikmati segala aktivitas yang aku suka sebagai pengangguran untuk 2 - 3 bulan ke depan hahahahaha dasarnya bocah petualang, msih suka jalan sana - sini. Setelah rrasa haus berpetualang terpenuhi dan aku merasa puas, come here quick dear job or master program acceptance letter ~
.
.
Dalam beberapa hari aku berubah prinsip, berturut - turut aku mencari dan mendaftar banyak pekerjaan karena sadar kondisi keuangan keluarga yang semakin lama tidak lagi dapat diandalkan kecuali diriku sendiri. Tapi sekali lagi, jangan pernah mendahului takdir-Nya, hanya Allah yang berhak mengatur ke mana manusia-Nya harus berjalan. Yaps, masa berlaku KTP-ku habis, padahal kalau mau melamar pekerjaan, fotokopi KTP yang berlaku jelas sanagt dibutuhkan. Okay, dengan minimnya pilihan, aku harus pulang ke Surabaya untuk menyelesaikan salah satu dokumen kependudukan yang kalau tidak segera diselesaikan akan berakibat fatal. Tidak disangka - sangka, jiwa bertualang pun keluar dalam sekejap hahaha, aku iseng mengajak beberapa teman untuk main ke Surabaya dan melakukan perjalanan singkat ke Gili Labak Madura. Dengan segala proses rekruitmen anggota yang mau ikut ke Surabaya, akhirnya terbentuklah tim kecil kami: Yaya, Gina, Fella, Dhila, Ibun, San, Dota. Yap, kami bertujuh. Sebenarnya, aku berharap Didit dan Cepe bisa ikut meramaikan tapi Didit terhalang izin dari orang tua sedangkan Cepe merasa bersalah kepada orang tua karena terlalu banyak main. Well, semoga suatu saat nanti aku bisa ngebolang sama kalian berdua ya, InsyaAllah :D
.
.
Tujuh orang telah ditetapkan untuk menjadi sekawan dalam seminggu selama di Jawa Timur. Jujur, ini kombinasi yang aneh hahaha karena lingkaran ini baru terasa akrab ketika di Aprillion. Nama jenis apakah itu Aprillion? Itu sebutan untuk anak - anak biologi 2011 yang lulus di bulan April 2016. Kenapa ada -ion? karena diambil dari kata minion yang menggambarkan ukuran badan kami yang kecil - kecil seperti minion dan suka bikin ribut. Ah, I already miss you, dear Aprillion <3.
Show must go on. Tim Bandung (aku, gina, fella, dhila, ibun) menginap di rumah gina tanggal 11 April 2016, hari senin, malam hari. Menurut kami, dengan begini akan menghemat waktu untuk sampai di Stasiun Kiara Condong esok harinya. Hahahaha rumah gina menjadi sangat ramai, hampura nyak gin wkwkwk rumahnya diacak-acak. Selasa 12 April 2016, pagi hari, semua berjalan sesuai rencana. Dengan fasilitas kereta ekonomi pasundan yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, kami cukup nyaman selama perjalanan berlangsung. Walaupun ada salah satu penumpang mencurigakan yang cukup mengusik ketenangan. Sudahlah, tidak perlu mengisahkan orang tersebut di sini, toh kesalahannya tidak terbukti jadi kami pun tidak berhak menjatuhkan prasangka buruk apapun kepadanya. Sepanjang perjalanan di kereta, waktu kami habiskan untuk bernostalgia tentang kuliah lapangan ketika kami masih mahasiswa. Ada rasa baper setiap membicarakan kisah selama kuliah. Kurang lebih seperti daun pepaya rasanya, pahit - pahit enak :))
Cek poin kereta pertama yaitu di kota yogyakarta, kami kelaparan dan mencari makan siang di luar kereta. Super nekat sih sebenarnya. Aku dan fella cukup merasakan adrenalin yang mengalir di darah kami terutama ketika harus menembus sekian kerumunan manusia yang ada diperon sedangkan waktu yang kami miliki sebelum kereta berangkat, cukup terbatas! Sekitar 15 atau 20 menit kereta berhenti, tetapi keramaian stasiun yang membuat kami semakin panik. Yippiee! kami berhasil, lima potong ayam goreng dan nasi berhasil dibeli untuk makan siang bersama di dalam kereta. Nyemil, tidur, nyemil, tidur, rambut berantakan, krudung miring kesana - sini, muka kusam, kami tidak peduli, kebut saja pak masinis! Lewat waktu maghrib, kami mulai merasa bosan. Alhasil banyak lelucon yang saling kami lemparkan tidak koheren satu sama lain hahaha tabiat masing - masing orang pun mulai terlihat. Ini yang aku suka dari sebuah perjalan bersama, kamu akan mengenal orang tersebut lebih dalam dari hari - hari biasa.
22.00 akhirnya aku bisa berkata, "Halo Surabaya! Panas tapi ngangenin". Dota dan Ndoy menjemput kami, di Gubeng dan langsung makan malam di tahu tek Pak Jayen. Nikmat tiada tara memang makanan khas Surabaya yang satu ini. Alhamdulillah, rasanya pun cocok di lidah teman - teman dari Bandung. fella, dhila, gina, ibun tidur di apartemen Dota. Terimakasih ya Dotace yang sudah menyupport segala akomodasi di Surabaya, God bless you and family.
13 April 2016, aku mengurus pembaruan KTP dan SKCK, sedangkan yang lain diajak dota keliling Surabaya. Malamnya, mereka sempatkan untuk ke rumah vetma untuk menjemputku karena kamis pagi besok harus segera bertolak ke Malang . Di malang kami berkunjung ke rumah sandika dan dilanjut ke air terjun coban rondo. Seharian jadi orang norak, foto sana - sini, grufy, cobain jajan ini itu, banyak hal lah pokoknya! Dan yang spesial dari perjalanan ini, akhirnya aku meliaht gina seharian tanpa laptop! hahahaha bu sekjen yang tidak bisa lepas dari rutinitas kerja himpunan dan lab yang tidak kunjung beres, saat itu dapat merasakan liburan yang sebenar - benarnya. Makan di kedai Sumochi, foto ala sandika di alun - alun kota malang, mengunjungi museum Malang Tempoe Doeloe, terakhir kami tutup hari bahagia ini dengan makan nasi cumi. Kesanku untuk kuliner yang satu ini, m.a.n.t.a.p! Paling yahud nasi rawon yang biasa menggunakna daging sapi, tapi di sini diganti dengan daging cumi. Fabiayyi ala iroobikuma tukadziban...... puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat dan kebahagiaan yang tercurah hingga malam usai.
April, 2016.
Masih teringat jelas di ingatanku bulan tersebut. Jujur, aku tidak mampu berkata karena akhirnya aku bisa melihat senyuman puas dari kedua orang tua, dosen pembimbing, om-tante, kakak, dan teman - teman. Alhamdulillah, aku dapat menyelesaikan studi S1 di biologi ITB. Tepatnya tanggal 2 April aku officially bernama Wahyu Ria Triastuti S.Si.
"Wellcome to the club!" kalau kata teman - teman. Sejak lulus sidang memang aku berniat, tidak akan langsung mencari kerja atau kuliah S2. Ya, aku ingin menikmati segala aktivitas yang aku suka sebagai pengangguran untuk 2 - 3 bulan ke depan hahahahaha dasarnya bocah petualang, msih suka jalan sana - sini. Setelah rrasa haus berpetualang terpenuhi dan aku merasa puas, come here quick dear job or master program acceptance letter ~
.
.
Dalam beberapa hari aku berubah prinsip, berturut - turut aku mencari dan mendaftar banyak pekerjaan karena sadar kondisi keuangan keluarga yang semakin lama tidak lagi dapat diandalkan kecuali diriku sendiri. Tapi sekali lagi, jangan pernah mendahului takdir-Nya, hanya Allah yang berhak mengatur ke mana manusia-Nya harus berjalan. Yaps, masa berlaku KTP-ku habis, padahal kalau mau melamar pekerjaan, fotokopi KTP yang berlaku jelas sanagt dibutuhkan. Okay, dengan minimnya pilihan, aku harus pulang ke Surabaya untuk menyelesaikan salah satu dokumen kependudukan yang kalau tidak segera diselesaikan akan berakibat fatal. Tidak disangka - sangka, jiwa bertualang pun keluar dalam sekejap hahaha, aku iseng mengajak beberapa teman untuk main ke Surabaya dan melakukan perjalanan singkat ke Gili Labak Madura. Dengan segala proses rekruitmen anggota yang mau ikut ke Surabaya, akhirnya terbentuklah tim kecil kami: Yaya, Gina, Fella, Dhila, Ibun, San, Dota. Yap, kami bertujuh. Sebenarnya, aku berharap Didit dan Cepe bisa ikut meramaikan tapi Didit terhalang izin dari orang tua sedangkan Cepe merasa bersalah kepada orang tua karena terlalu banyak main. Well, semoga suatu saat nanti aku bisa ngebolang sama kalian berdua ya, InsyaAllah :D
.
.
Tujuh orang telah ditetapkan untuk menjadi sekawan dalam seminggu selama di Jawa Timur. Jujur, ini kombinasi yang aneh hahaha karena lingkaran ini baru terasa akrab ketika di Aprillion. Nama jenis apakah itu Aprillion? Itu sebutan untuk anak - anak biologi 2011 yang lulus di bulan April 2016. Kenapa ada -ion? karena diambil dari kata minion yang menggambarkan ukuran badan kami yang kecil - kecil seperti minion dan suka bikin ribut. Ah, I already miss you, dear Aprillion <3.
Show must go on. Tim Bandung (aku, gina, fella, dhila, ibun) menginap di rumah gina tanggal 11 April 2016, hari senin, malam hari. Menurut kami, dengan begini akan menghemat waktu untuk sampai di Stasiun Kiara Condong esok harinya. Hahahaha rumah gina menjadi sangat ramai, hampura nyak gin wkwkwk rumahnya diacak-acak. Selasa 12 April 2016, pagi hari, semua berjalan sesuai rencana. Dengan fasilitas kereta ekonomi pasundan yang sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya, kami cukup nyaman selama perjalanan berlangsung. Walaupun ada salah satu penumpang mencurigakan yang cukup mengusik ketenangan. Sudahlah, tidak perlu mengisahkan orang tersebut di sini, toh kesalahannya tidak terbukti jadi kami pun tidak berhak menjatuhkan prasangka buruk apapun kepadanya. Sepanjang perjalanan di kereta, waktu kami habiskan untuk bernostalgia tentang kuliah lapangan ketika kami masih mahasiswa. Ada rasa baper setiap membicarakan kisah selama kuliah. Kurang lebih seperti daun pepaya rasanya, pahit - pahit enak :))
Cek poin kereta pertama yaitu di kota yogyakarta, kami kelaparan dan mencari makan siang di luar kereta. Super nekat sih sebenarnya. Aku dan fella cukup merasakan adrenalin yang mengalir di darah kami terutama ketika harus menembus sekian kerumunan manusia yang ada diperon sedangkan waktu yang kami miliki sebelum kereta berangkat, cukup terbatas! Sekitar 15 atau 20 menit kereta berhenti, tetapi keramaian stasiun yang membuat kami semakin panik. Yippiee! kami berhasil, lima potong ayam goreng dan nasi berhasil dibeli untuk makan siang bersama di dalam kereta. Nyemil, tidur, nyemil, tidur, rambut berantakan, krudung miring kesana - sini, muka kusam, kami tidak peduli, kebut saja pak masinis! Lewat waktu maghrib, kami mulai merasa bosan. Alhasil banyak lelucon yang saling kami lemparkan tidak koheren satu sama lain hahaha tabiat masing - masing orang pun mulai terlihat. Ini yang aku suka dari sebuah perjalan bersama, kamu akan mengenal orang tersebut lebih dalam dari hari - hari biasa.
22.00 akhirnya aku bisa berkata, "Halo Surabaya! Panas tapi ngangenin". Dota dan Ndoy menjemput kami, di Gubeng dan langsung makan malam di tahu tek Pak Jayen. Nikmat tiada tara memang makanan khas Surabaya yang satu ini. Alhamdulillah, rasanya pun cocok di lidah teman - teman dari Bandung. fella, dhila, gina, ibun tidur di apartemen Dota. Terimakasih ya Dotace yang sudah menyupport segala akomodasi di Surabaya, God bless you and family.
13 April 2016, aku mengurus pembaruan KTP dan SKCK, sedangkan yang lain diajak dota keliling Surabaya. Malamnya, mereka sempatkan untuk ke rumah vetma untuk menjemputku karena kamis pagi besok harus segera bertolak ke Malang . Di malang kami berkunjung ke rumah sandika dan dilanjut ke air terjun coban rondo. Seharian jadi orang norak, foto sana - sini, grufy, cobain jajan ini itu, banyak hal lah pokoknya! Dan yang spesial dari perjalanan ini, akhirnya aku meliaht gina seharian tanpa laptop! hahahaha bu sekjen yang tidak bisa lepas dari rutinitas kerja himpunan dan lab yang tidak kunjung beres, saat itu dapat merasakan liburan yang sebenar - benarnya. Makan di kedai Sumochi, foto ala sandika di alun - alun kota malang, mengunjungi museum Malang Tempoe Doeloe, terakhir kami tutup hari bahagia ini dengan makan nasi cumi. Kesanku untuk kuliner yang satu ini, m.a.n.t.a.p! Paling yahud nasi rawon yang biasa menggunakna daging sapi, tapi di sini diganti dengan daging cumi. Fabiayyi ala iroobikuma tukadziban...... puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala nikmat dan kebahagiaan yang tercurah hingga malam usai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar