6 Juni 2016, aku kembali menghirup udara Bandung.
.
Hi ya there!
Ini misi khususku di balik perjalanan sambung - menyambung kereta dari satu kota ke kota lain: memberi kejutan pada semua orang! Lebih tepatnya, pada seorang sahabat bernama mbak Nurul. Jadi mbak Nurul dan aku satu angkatan di jurusan biologi. Kami bersama memulai tugas akhir karena kebetulan juga dosen pembimbing kami juga sama, bu Ir. Setiap hari kamu bertemu di lab untuk melakukan sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tugas akhir atau hanya sekedar streaming film! HA HA HA nakal ya? Seiring berjalannya penelitian, kami berbagi meja TA, botol kultur, bahan TA, alat - alat TA, dan cerita. Aku tidak tahu sejak kapan, sepertinya sahabatku bertambah satu mulai saat itu. Rasanya sakit sekali ketika mengethaui bahwa mbak nurul tidak bisa wisuda di bulan April bersamaku kemarin. Kami memulai semuanya bersama, bagaimana bisa aku harus selesai terlebih dahulu? Rasanya tidak adil. Ketika aku pindah dari Bandung pun rasanya juga sangat berat sekali karena harus meninggalkan lab.
Mbak nurul telah banyak bercerita kehidupan pribadinya kepadaku dan aku tersentuh. Sebagai sosok anak perembuan di keluarganya, dia patut dijadikan teladan seorang wanita. Aku kagum mbak nurul dapat memposisikan dirinya dengan tepat ketika dia harus bertanggung jawab sebagai seorang kakak sekaligus anak pertama yang sedang menjalani penelitian akhir. Di sisi lain pun dia harus bersiap untuk menjadi istri orang. Yes, mbak nurul is a bride soon to be! I'm so happy to hear that. But feel sad at the same time because I can't come to her wedding ceremony :') Sebelumnya aku telah mengetahui kalau mbak nurul akan menikah di saat yang bersamaan dengan wisudanya bulan juli, maka dari itu dia mengundurkan wisudanya bulan oktober (such a big sacrifice, mbak. I remember the way you made that decision. I'm pretty impressed) Bulan Oktober pun aku tidak janji bisa hadir ke Bandung karena aku memperkirakan keluargaku pasti akan banyak membutuhkan bantuanku untuk menyelesaikan setumpuk barang pindahan yang masih harus ditata ke dalam rumah. Maka dari itu, aku menyempatkan waktu untuk bisa datang ke sidang akhirnya. Aku ingin ikut hadir setidaknya salah satu momen penting di hidup sahabatku ini. Karena aku tahu kami akan terpisahkan jarak bahkan zona waktu. Times cruelly goes on, my dear friend.
.
.
Aku lupa waktu itu kalau rencana Tuhan itu jauh lebih baik dari rencana yang telah dirancang manusia berminggu - minggu sebelumnya karena sungguh Tuhan telah menggariskan takdir tersebut jauh sebelum kita lahir ke dunia. Sekarang mbak Nurul sudah lulus S1 Oktober kemarin, sidangnya pun berjalan lancar, begitu pula pernikahannya. Aku ikut senang, mbaaaaak :D
Mbak nurul telah banyak bercerita kehidupan pribadinya kepadaku dan aku tersentuh. Sebagai sosok anak perembuan di keluarganya, dia patut dijadikan teladan seorang wanita. Aku kagum mbak nurul dapat memposisikan dirinya dengan tepat ketika dia harus bertanggung jawab sebagai seorang kakak sekaligus anak pertama yang sedang menjalani penelitian akhir. Di sisi lain pun dia harus bersiap untuk menjadi istri orang. Yes, mbak nurul is a bride soon to be! I'm so happy to hear that. But feel sad at the same time because I can't come to her wedding ceremony :') Sebelumnya aku telah mengetahui kalau mbak nurul akan menikah di saat yang bersamaan dengan wisudanya bulan juli, maka dari itu dia mengundurkan wisudanya bulan oktober (such a big sacrifice, mbak. I remember the way you made that decision. I'm pretty impressed) Bulan Oktober pun aku tidak janji bisa hadir ke Bandung karena aku memperkirakan keluargaku pasti akan banyak membutuhkan bantuanku untuk menyelesaikan setumpuk barang pindahan yang masih harus ditata ke dalam rumah. Maka dari itu, aku menyempatkan waktu untuk bisa datang ke sidang akhirnya. Aku ingin ikut hadir setidaknya salah satu momen penting di hidup sahabatku ini. Karena aku tahu kami akan terpisahkan jarak bahkan zona waktu. Times cruelly goes on, my dear friend.
Kurang lebih seperti itulah percakapan yang terjadi antara aku dan mbak Nurul setelah selesai sidangnya. Di usia segini muda, dia sudah berani menurunkan ego-nya untuk kepentingan orang banyak. Dia tidak peduli dengan wisnight, wisday, LO, dan pernak - pernik wisuda lain yang kerap dituntut harus ada oleh para calon wisudawan/wisudawati. Prioritas utamanya adalah kebahagiaan keluargaku, that's it. Tidak ada lagi rangkaian kata "aku ini", "aku begitu", "aku mau ini", tidak. Allah bless you, mbak.
- Mbak Nurul: Yay, wisudanya diundur jadi 30 juli
- Yaya: Wah, makin lama ya. Emang kenapa mbak? *ceritanya belum sadar*
- Mbak Nurul: Yay, kan jadwal mulanya tgl 23, aku sama masnya udah ngeset tgl nikah seminggu berikutnya, udah pesen gedung juga.............
- Yaya: Mbak........................................................Trus g i m a n a a t u h ? *ikut panik*
- Mbak Nurul: Aku bingung yay, harus pilih yang mana
- Yaya: Udah ga bisa diundur lagi ya gedung dan kawan - kawan?
- Mbak Nurul: Ga bisa yay, sebenarnya nikahku tgl 30 juli ini kan juga sudah diundur, sebelumnya mau bulan Mei.......................................
- Yaya: Iya juga ya *desperate dan tidak bisa memberi solusi*
- Mbak Nurul: Aku udah mikir sih yay beberapa hari ini, aku akan mengundurkan tanggal wisuda. Aku sudah cerita ke ibuku juga. katanya, gapapa teteh ambil toga aja, ntar kita foto2 di rumah sekeluarga. Tapi aku tau yay, aku wisuda itu kan salah satu kebanggaannya bapak ibu aku, aku ga mungkin ngerelain prosesi wisuda giu aja. Kalo soal menikah, itu juga penting karena tanggung jawabnya lebih besar lagi, bahkan melibatkan dua keluarga. Kalau diundur juga nanti apa kata keluarga yang lain, serius ga kalian sih mau menikah?
- Yaya: Jadi, kamu mau mundur jadi oktober?
- Mbak Nurul: iya, ini lagi ngurus prosedur penundaan wisuda
- Yaya: *nahan air mata* trus ibu ir sudah tau?
- Mbak Nurul: heee belum
.
.
Aku lupa waktu itu kalau rencana Tuhan itu jauh lebih baik dari rencana yang telah dirancang manusia berminggu - minggu sebelumnya karena sungguh Tuhan telah menggariskan takdir tersebut jauh sebelum kita lahir ke dunia. Sekarang mbak Nurul sudah lulus S1 Oktober kemarin, sidangnya pun berjalan lancar, begitu pula pernikahannya. Aku ikut senang, mbaaaaak :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar