le voyage

le voyage
Seize every single precious moments in my little gallery, "Le Voyage"

Sabtu, 26 November 2016

Catatan 2016: Pre-departure (1)

Aku sampai di Bandung (lagi). Aku melakukan segala persiapan, mengirim semua barang - barang ke surabaya menggunakan paket, sehingga yang aku bawa di koper ketika 18 mei nanti tidak terlalu banyak. *Spesial terimakasih unuk Wima yang sudah banyak membantuku ketika pindahan.*
.
.
Setiap hari aku tetap jalan, hatiku masih berat harus meninggalkan kota ini dua hari lagi. Bukannya aku pesimis akan tidak datang ke kota ini lagi, akan tetapi aku meyakini satu hal ketika kamu meninggalkan suatu tempat: momennya akan berbeda apabila aku memilih untuk tetap tinggal. 
Mungkin banyak orang bertanya, momen apa? Aku tahu, mungkin beberapa orang berkata bahwa aku berlebihan. Menurutku tidak, kota ini berjasa banyak dalam mendukung transformasi diri seorang Yaya a.k.a Ria. Aku takut ketika nanti aku kembali berkunjung ke Bandung, semua akan berubah, tempat - tempat favoritku sudah berpindah tempat, pemandangan kota Bandung tidak lagi sama seperti dulu, dan soal rasa, mungkin aku akan menerima rasa yang berbeda ketika aku kembali ke sini lagi. Rasa tersebut, mungkin membuatku nyaman atau mungkin juga tidak. Aku mengalami kesulitan untuk menggambarkannya karena aku terlalu cinta oleh kota ini. Itulah sebabnya Tuhan mengetahui ketika aku mulai berlebihan terhadap sesuatu, maka dari itu aku ditarik sejenak dari kenyamanan di dalamnya. Aku ditarik kembali ke rumah, yang seharusnya menjadi zona nyamanku, ternyata sudah tidak lagi. Jiwaku terlajur mengembara terlalu jauh, sayang. Mungkin jiwaku berlabuh terlalu lama di Bandung hingga aku lupa cara menikmati kota yang lain.


.
Sampai ketemu lagi, Bandung ✌
.
.
Untuk sementara, chapter di kota Bandung aku tutup. Mari kembali membuka beberapa tulisan lama tentang Surabaya karena setidaknya sampai 1 Agustus aku akan tinggal di surabaya.
19 Mei 2016, aku sudah di rumah dan papa ulang tahun ke-64. Terimakasih Tuhan atas nikmat hidup yang senantiasa Engkau berikan kepada papaku ♡
Kewajiban pertama yang harus aku selesaikan saat ini adalah melengkapi dokumen untuk keperluan visa ke inggris: paspor yang masih belaku, KTP, akta kelahiran yang sudah ditranslate, surat keterangan dari bank, fotokopi rekening bank, surat rekomendasi beserta jaminan akomodasi dari kakak, kartu keluarga, dan akta kelahiran kakak. Banyak ya? wkwkwk itulah alasannya mengapa saya lebih memilih untuk menggunakan agen travel untuk mengurus pembuatan visa. Pikiran sudah penuh, di rumah pun aku harus konsentrasi membantu mama dan papa pindahan rumah.
Pindahan? Rasanya belum selesai satu kebaperan, sudah muncul baper yang lain. Tahun ini, terhitung bulan agustus mamaku sudah pensiun, beliau akan bebas tugas dari segala jenis tanggung jawab kantor setelah 30 tahun lebih mengabdi sebagai pegawai negeri sipil. Itu berarti aku juga harus pindah dari rumah dinas yang sudah menjadi tempat tinggalku selama kurang lebih 18 tahun. Setiap aku mengepak barang, selalu teringat sejarahnya. Belum lagi kalau aku menemukan album foto - foto lama, rasanya seperti ditarik ke belasan tahun silam. Dear people, bless you for every neurons inside your head. That's another precious gift from God we should always thank for. Memang benar kata pepatah kalau kekayaan yang dimiliki manusia itu relatif, artinya tergantung dari sisi mana kita melihatnya.
Kaya harta mungkin suatu saat nanti akan habis, tapi kaya pengalaman mungkin tidak akan lekang oleh waktu karena tinggal bersama memori selama kita hidup dan generasi berikutnya ketika diceritakan ke anak/cucu kelak.  


Tidak lama setelah tinggal di Surabaya, aku mendapat kabar bahwa wawancara visa-ku berlangsung tanggal 8 Juni 2016. Well, bulan depan berarti aku harus ke Jakarta, tepatnya ke Kuningan City untuk menyelesaikan proses aplikasi visa. Jika bulan depan, itu berarti bersamaan dengan puasa. Ya, minggu pertama puasa tidak  di rumah (lagi). Aku bersyukur karena aplikasi visa yang begitu cepat sesuai rencana. Begitu mendengar kabar tersebut, aku langsung mencari tiket pesawat atau kereta untuk ke jakarta. Harga tiket melambung tinggi, 600rb ke atas, entah ada libur apa saat itu. Mungkin libur awal puasa? Ah sudahlah, akhirna aku memutuskan untuk naik kereta ekonomi yang harus sambung - menyambung, melelahkan, tetapi harganya jauh lebih murah. Di sisi lain, aku juga ingin bertemu dengan beberapa sahabat di Jogja serta Bandung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar