Diawali dengan berjalan menuju kelas pada pagi hari, lewat depan PAU, dari kejuhan sudah terlihat warna merah merona dari sekuntum mawar. "Bagus ya, berani," itu ucapan saya pertama kali saat melihatnya *sayang banget ga sempet ngambil fotonya*. Ntah kenapa tiba - tiba timbul niatan untuk mencoba merawat tumbuhan yang satu itu, padahal sebelumnya saya tidak terlalu tertarik tentang mawar. Dorongan rasa ingin mencoba merawat begitu besar.
Modal nekat + gunting, malam hari setelah ngenger dan makan malam di mba, saya melakukan kegiatan mulia yang terlihat kriminal *eh*. Mulia, karena niat saya adalah membudidayakan mawar, sedangkan terlihat kriminal karena saya mengendap diam-diam seperti orang mau mencuri saat mau memotong batang mawar. "Kenapa ga pake ijin, yayaaaa?" menurut saya karena prosedurnya ribet, toh cara budidayanya juga cuman stek batang, jadi tanaman induknya ga bakal mati. Heran banget kalau sampai satpam PAU ngoceh - ngoceh. Jadi, saya melakukan hal yang benar, cukup.
Untuk menjaga tekanan turgor batang sang mawar, saya menaruhnya di dalam botol vit air mineral berisi air sepanjang perjalan pulang. Mendarat di kosan, daun - daun yang masih bertengger di dahan saya potong, kemudian dengan mudah saya masukkan batang mawar yang siap tanam itu ke tanah sekitar 7cm dalamnya, terkahir disiram. Done!
Seminggu kemudian..
Ditambah seminggu lagi..
Ahahahahaha, Alhamdulillaaaaah si mawar cantik sudah tumbuh tunas daunnya! Tumbuh yang rajin ya, nak :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar